Terbaru
PASANG IKLAN DISINI ?
Hubungi Kami

M. Rizal Ma’ruf Baharudin : Mengharmonikan Islam, Teknologi, dan Sains dalam Lintasan Waktu

Dok. Wisuda Universitas Ma'arif Lampung 2025

Dunia terus bergerak. Setiap detik, setiap revolusi teknologi, setiap gelombang perubahan menggiring manusia ke arah masa depan yang semakin kompleks. Dan di persimpangan zaman ini, di mana ilmu pengetahuan bertemu dengan spiritualitas, M. Rizal Ma’ruf Baharudin berdiri sebagai figur yang menjembatani keduanya—bukan dengan teori yang kaku, tetapi dengan cara yang hidup, manusiawi, dan penuh makna.

Islam dan Sains : Dua Kekuatan yang Sejak Lama Bersatu

Bagi sebagian orang, sains dan agama seakan berada di dua sisi yang berlawanan, dua dunia yang tidak dapat bersinggungan. Namun, bagi Rizal, tidak ada batasan yang memisahkan keduanya. Baginya, Islam adalah cahaya yang menerangi jalan ilmu pengetahuan, bukan hanya sebagai keyakinan, tetapi sebagai panduan menuju pemahaman yang lebih luas tentang kehidupan, alam semesta, dan keberadaan manusia itu sendiri.

Seperti para ilmuwan Muslim terdahulu—Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Khwarizmi—yang telah menjadikan keimanan sebagai dorongan dalam mencari ilmu, Rizal melanjutkan warisan itu dalam bentuk yang lebih modern, lebih relevan dengan era digital, dan lebih dekat dengan realitas manusia saat ini.

Teknologi : Alat untuk Membangun, Bukan Merusak

Dunia digital telah mengubah cara manusia belajar, berpikir, dan berinteraksi. Informasi berlimpah, namun sering kali kehilangan makna. Teknologi begitu kuat, tetapi tidak selalu digunakan untuk hal yang benar. Di sinilah Rizal memposisikan dirinya—bukan sekadar sebagai pengguna teknologi, tetapi sebagai pengarah, seseorang yang melihat potensi teknologi sebagai alat untuk menyebarkan ilmu pengetahuan, membangun pemahaman, dan memperkuat nilai-nilai kemanusiaan.

Melalui blog pribadinya, Rizal membagikan wawasan tentang teknologi, sejarah Islam, serta pemikiran ilmuwan Muslim yang telah meletakkan dasar bagi banyak pencapaian modern. Ia tidak hanya menulis, tetapi juga menghidupkan ide-ide yang dapat menginspirasi generasi muda dalam melihat teknologi bukan sebagai pengalih perhatian, tetapi sebagai peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat dan membentuk masa depan yang lebih baik.

Di sisi lain, ia turut membangun berbagai platform digital seperti ISciTech (Islamic, Science, and Technology) Digital Indonesia, di mana teknologi tidak hanya menjadi alat transaksi, tetapi juga sarana pemberdayaan, edukasi, dan pengembangan diri bagi mereka yang ingin merangkul dunia digital dengan perspektif yang lebih bijak. Selain itu, bersama temannya yang bernama Nugroho asal klaten, ia mengembangkan platform Simplora didedikasikan untuk yang ingin membuka usaha undangan digital.

Kontribusi Ilmiah dan Publikasi

Walaupun kiprahnya di dunia digital begitu nyata, Rizal tetap teguh pada fitrahnya sebagai seorang akademisi Tafsir Al-Qur’an. Baginya, ilmu bukan sekadar sesuatu yang dipelajari, tetapi sesuatu yang dihayati dan diwariskan melalui tulisan yang mendalam dan berkontribusi bagi pemikiran keislaman.

Dedikasi ini tercermin dalam berbagai karyanya yang telah dipublikasikan, seperti:

  • "The Strengthening Religious Moderation for IPNU IPPNU Students through Interpretation Wasathiyah Efforts to Prevent Radicalism at Metro" – Artikel ini mengangkat bagaimana pendekatan tafsir wasathiyah dapat memperkuat moderasi beragama serta menjadi benteng bagi generasi muda dari pengaruh radikalisme.
  • "Retorika Dakwah Tauhid Nabi Ibrahim (Kajian Penafsiran Al-Razi dalam Q.S Al-An'am Ayat 76-79) Serta Relevansinya Dengan Dakwah Modern" – Sebuah analisis mendalam tentang bagaimana retorika dakwah tauhid Nabi Ibrahim tetap relevan dengan pola dakwah kontemporer.
  • "Qur'anic Parenting: Tinjauan Maqasid Al-Syariah dalam Kisah Penyembelihan Nabi Ismail" – Membahas bagaimana konsep maqasid al-syariah pada Kisah Penyembelihan Nabi Ismail dalam Al-Qur’an.

Melalui tulisan-tulisannya, Rizal tidak hanya menyalurkan pemikiran, tetapi juga menginspirasi pembaca untuk melihat Islam dalam perspektif yang lebih luas, lebih ilmiah, dan lebih adaptif terhadap perubahan zaman.

Membangun Koneksi Melalui Organisasi dan Komunitas

Sebagai individu yang aktif, Rizal tidak hanya bergerak dalam dunia akademik dan digital, tetapi juga dalam berbagai organisasi yang memperkuat visi dan misinya. Ia pernah menjabat sebagai Koordinator Wilayah Sumatera Raya dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia (FKMTHI) Periode 2024-2025, sebuah peran yang menunjukkan kepemimpinannya dalam menghubungkan mahasiswa lintas daerah untuk saling bertukar pemikiran, memperdalam ilmu tafsir, serta mendorong pemahaman Islam yang lebih moderat dan ilmiah.

Selain itu, keterlibatannya dalam berbagai diskusi keilmuan dan komunitas teknologi menunjukkan bagaimana ia menyeimbangkan perannya sebagai seorang intelektual dan praktisi yang terus mencari cara untuk menerapkan ilmu dalam konteks nyata, menjadikan ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang hidup dan berkembang seiring dengan zaman.

Lebih dari Sekadar Pemikir, Rizal Adalah Pejuang Zaman

Banyak orang berbicara tentang bagaimana dunia berubah, tentang bagaimana ilmu pengetahuan berkembang, tentang bagaimana teknologi menciptakan era baru. Tetapi sedikit yang benar-benar menghidupi perubahan itu dengan pemahaman yang mendalam, dengan kesadaran bahwa ilmu bukan sekadar untuk dipelajari, tetapi untuk dihayati, untuk dimanfaatkan dengan bijak, dan untuk dikembalikan kepada masyarakat.

Rizal adalah bagian dari generasi yang tidak hanya menerima perubahan, tetapi juga membentuknya. Ia tidak sekadar mengamati, tetapi mengambil peran aktif dalam memastikan bahwa Islam, sains, dan teknologi berjalan beriringan, bukan sebagai tiga entitas yang saling bersaing, tetapi sebagai kekuatan yang saling melengkapi—membentuk dunia yang lebih inklusif, lebih cerdas, dan lebih penuh harapan.

Kesimpulan: Cahaya di Antara Gelombang Perubahan

Di tengah ketidakpastian, di tengah dunia yang sering kali kehilangan arah, ada sosok-sosok yang memilih untuk membangun, bukan meruntuhkan; menerangi, bukan memperkeruh. M. Rizal Ma’ruf Baharudin adalah salah satunya—seseorang yang memahami bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya alat untuk memahami dunia, tetapi juga cara untuk mendekatkan diri pada Tuhan.

Ia membawa Islam, sains, dan teknologi ke dalam satu bingkai yang utuh—di mana manusia tidak perlu memilih antara keimanan dan kemajuan, karena keduanya sudah lama berjalan bersama. Dan dalam perjalanan ini, ia terus bergerak, terus menciptakan, terus menyebarkan wawasan yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga membentuk masa depan yang lebih gemilang.

PASANG IKLAN DISINI ?
Hubungi Kami
PASANG IKLAN DISINI ?
Hubungi Kami
PASANG IKLAN DISINI ?
Hubungi Kami