Suara Keadilan : M. Dio Putra dan Perjuangan Menghidupkan Nilai Islam
Keadilan—kata yang sering terdengar, namun tak selalu terasa. Apa arti keadilan ketika seseorang kehilangan masa depannya akibat kekerasan, tetapi pelaku berjalan tanpa beban? Haruskah kita diam, menganggap ini sekadar takdir yang harus diterima?
Di tengah dunia yang sering kali berpihak pada mereka yang memiliki kuasa, M. Dio Putra memilih jalan yang berbeda. Ia tidak diam. Ia berdiri untuk mereka yang terluka, untuk mereka yang suaranya tidak terdengar, untuk mereka yang bertanya: Mengapa hukum tidak selalu melindungi yang lemah?
Islam tidak mengajarkan kita untuk membiarkan ketidakadilan merajalela. Keadilan bukan sekadar konsep, bukan hanya aturan tertulis, tetapi sebuah komitmen terhadap kebenaran. Allah berfirman :
Ø¥ِÙ†َّ اللَّÙ‡َ ÙŠَØ£ْÙ…ُرُÙƒُÙ…ْ Ø£َÙ†ْ تُؤَدُّوا الْØ£َÙ…َانَاتِ Ø¥ِÙ„َÙ‰ٰ Ø£َÙ‡ْÙ„ِÙ‡َا ÙˆَØ¥ِذَا ØَÙƒَÙ…ْتُÙ…ْ بَÙŠْÙ†َ النَّاسِ Ø£َÙ†ْ تَØْÙƒُÙ…ُوا بِالْعَدْÙ„ِ
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisa: 58)
Dio tidak hanya berbicara tentang keadilan—ia berjuang untuknya. Ia percaya bahwa membela yang tertindas bukan sekadar pilihan, tetapi kewajiban. Ia percaya bahwa masyarakat harus bangkit dan mengawal setiap bentuk perjuangan untuk menegakkan kebenaran.
Dalam Islam, keadilan tidak memandang status, usia, atau kekuatan seseorang. Rasulullah ï·º bersabda :
انْصُرْ Ø£َØ®َاكَ ظَالِÙ…ًا Ø£َÙˆْ Ù…َظْÙ„ُومًا
"Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim maupun yang dizalimi." Sahabat bertanya, "Bagaimana menolong orang yang berbuat zalim?" Nabi menjawab, "Dengan menghalanginya agar tidak berbuat zalim." (HR. Bukhari)
Apakah kita akan diam ketika keadilan dilukai? Apakah kita akan membiarkan nilai Islam terkikis oleh ketidakpedulian? Dio memilih untuk bertindak. Baginya, perjuangan bukan hanya tentang satu kasus—ini adalah tentang prinsip. Ini adalah tentang memastikan bahwa keadilan tetap menjadi pijakan bagi masyarakat.
"Kita tidak bisa membiarkan mereka yang kehilangan haknya berjuang sendirian. Jika kita tidak bersuara, siapa lagi yang akan berdiri untuk mereka?" katanya dengan penuh keyakinan.
Keadilan adalah amanah. Jika dibiarkan lemah, maka akan runtuhlah kepercayaan. Dan jika kepercayaan itu hilang, maka hukum hanya akan menjadi tulisan tanpa makna. Masyarakat tidak boleh takut untuk memperjuangkan apa yang benar, karena setiap suara memiliki kekuatan untuk mengubah keadaan.
Perjuangan ini bukan hanya tentang membela seseorang—ini adalah upaya untuk menjaga keseimbangan sosial, memastikan bahwa hukum tidak hanya berpihak pada yang kuat, tetapi juga pada mereka yang paling membutuhkan perlindungan. Keadilan bukan tujuan akhir, tetapi prinsip yang harus diperjuangkan setiap hari.
Dan Dio Putra memilih jalan itu.